Haiiiii haiiiiii
haloooo netizen blog tercinta…
Ada yang baru di awal
tahun 2019 ini lhoo! Apa tuh? Itu tuh akhirnya si empunya bolg ini mau
nyoret-nyoret lagi di sini..
“Duh ileh abis kemana
aja jeung? Sibuk banget? Masih inget punya kita?”
“Iya, mohon maaf ya
netizen, setahunan kemaren si empunya waktu lagi liburan. Jadi belom sempet
nulis lagi”
“Maksudnya?”
"Iya, lagi libur jalan-jalan, makanya nggak
ada tema buat ditulis. Sekarang uda selesai liburannya. Makanya uda bisa
jalan-jalan. Hehehe”
“!@#$%^&*()(*&^%$#........”
Ok guysss, terakhir aku
nulis di akhir Desember 2017 soal pendakianku ke Gunung Lembu di Purwakarta. Ternyata
eh ternyata, di awal 2019 ini tanpa sadar aku kembali ke Purwakarta, bukan
Gunung Lembu tapi ke Gunung Parang. Mohon maaf saya mah gitu orangnya, gak suka
berlebihan jadi satu kali aja sudah cukup buat kunjungin satu lokasi. ^,^
Ada apa sih di Gunung
Parang? Ada yang unik di gunung ini. Pendakiannya berbeda dengan pendakian
gunung lainnya pada umumnya. Pendakian ke Gunung Parang lebih dikenal dengan
sebutan sky cave via ferrata atau panjat tebing, dimana kalian akan manjat tebing
dengan kemiringan hampir 90 derajat lurus ke atas. Kok bisa manjat begitu? Bisa!
Bisa banget! Karena ada tangga besi yang ditanam di dinding tebing gunung
tersebut dan pendaki akan menaiki tangga tersebut satu persatu. Tak lupa,
pendaki juga akan dipasangkan safety equipment di badan dimana ada alat yang mesti
kita kaitkan ke tali sling baja yang ada disebelah tangga besi.
Pemasangan safety equipment via ferrata Gunung Parang (in frame: Nona Nanda) |
Safety equipment untuk panjat tebing Gunung Parang |
Fyi, dikutip dari Blog Traveloka, Gunung Parang merupakan spot panjat tebing
tertinggi di Indonesia sekaligus lokasi wisata panjat tebing tertinggi kedua di
Asia yang memiliki daya tarik tersendiri yang membuat banyak pendaki mapun
pemanjat tebing penasaran untuk menaklukkannya. Masih dari sumber yang sama, infonya gunung ini menjadi magnet baru bagi pemanjat tebing lokal maupun mancanegara,
lho! Keren kaaan?!
Tangga besi tertancap di dinding tebing Gunung Parang |
Kegiatan panjat tebing ini
memakan waktu kurang lebih 30 menit kalau hanya sampai dengan ketinggian 150
meter. Dan tambah 30 menit lagi kalau sampai dengan ketinggian 300 meter. Sementara
Gunung Parang sendiri puncaknya sampai dengan ketinggian 981 mdpl. So guys,
kalau kalian mau sampai dengan puncaknya, sok monggo tapi nanjak tangga yah! :P
Di ketinggian 150 meter
akan ada coakan tebing membentuk goa kecil di sebelah kanan jalur penanjakan. Jika
nyali kalian cuma sebatas itu aja, ya silahkan berbahagia duduk cantik di dalam
goa kecil itu kayak anak burung nunggu induknya yang lagi nyari makan karena
penderitaan kalian selesai sudah. Yang masih punya nyali ke 300 meter ambil
jalur kiri penanjakan, tentunya setelah menikmati segelas-dua gelas plastik es teh
super manis bin endesss bonus dari abang guide di dalam goa kecil.
View sky cave via ferrata Gunung Parang, Purwakarta |
“Yaelah 2019 masih aja
sendiri? Susah move on atau terjebak nostalgia?”
Jadi gini gaesss, via ferrata di Gunung Parang ditangani
oleh dua operator, yaitu Badega Gunung Parang dan Skywalker. Apa beda keduanya?
Aku juga nggak tau ya guys. Wkwkwk. Yang jelas, via ferrata milik Badega Gunung Parang sampai dengan 700 meter,
sementara Skywalker sampai dengan 300 meter.
Setelah memasukkan kata
kunci #gunungparang di Instagram, puluhan ribu postingan terkait gunung parang bermunculan. Setelah lama mengklik-klik bio sana-sini berakhirlah aku di bio nya @just.dotravel. Just.dotravel
adalah salah satu penyedia jasa open trip sky cave Gunung Parang yang bekerja sama
dengan operator Skywalker.
Jadi berangkatlah aku
ke Gunung Parang via ferrata bersama
Just.dotravel di hari Sabtu, 2 Feb 2019 kemarin. Dengan seorang team
leader - Mas Fadlan dan local guide - Mas Ajo, aku bersama 10 orang lainnya
menguji adrenalin kami di Parang. Berawal sendirian, aku jadi punya teman-teman
baru lagi. Pertama kali, aku berkenalan dengan Meli yang menolak dipanggil Mba
dan Nanda yang seumuran dengan aku. Kami bertiga punya kesamaan, sama-sama sendirian
iseng-iseng mencoba ikut open trip via ferrata
Gunung Parang :D. Lalu ada Azizah bersama 5 teman komunitas pencinta alam dari
Hotel Shangri-La. Dan terakhir ada sepasang kekasih (atau pasutri?!) yang
sedang di mabuk asmara (Sorry nggak tahu namanya). Hehehe ^,^
Para penguji adrenalin via ferrata Gunung Parang |
Then, how’s the feel? Gokil
abiiisss!!! Kaki lemes, dengkul gemeter, paha keram, tangan sakit dan yang
paling parah nyali rasanya sudah habis. Gimana nggak, naik gunung sama panjat
tebing itu beda. Sudah biasa naik gunung, pasti nggak takutlah yah sama panjat
tebing. Salah! Statement itu salah banget guys! Atau salah aja? Ok, yang jelas
menurutku salah. Meskipun sudah setahun vakum naik gunung, tapi berdasarkan opini
dari teman-teman Shangri-La, mereka seiya sekata dengan aku bahwa panjat tebing
dan naik gunung lebih mengerikan panjat tebing. Karena hanya satu yang paling
penting, yaitu nyali yang sangat sangat sangat besar untuk bisa bertahan dan
maju terus ke atas.
Beristirahat di Goa Gunung Parang |
Di musim penghujan seperti
sekarang ini, alhamdulillah nya waktu kami panjat tebing cuaca sangat-sangat
mendukung. Siang itu, cerah bin panas tapi angin sepoi-sepoi tetap ada untuk
sesekali meniupkan semangat empat lima untuk maju terus pantang mundur meski
dengkul nggak berhenti gemetar.
View landscape
Purwakarta juga tak pernah habis membuat kami terus berdecak kagum. Gunung Lembu di
sebelah kiri, dikelilingi waduk Jatiluhur, hamparan persawahan yang hijau,
serta pemukiman rumah warga menjadi view yang luar biasa, membayar lunas jerih
payah kami.
|
(In frame: Meli, Nanda, Diana) |
(In frame: Nanda, Azizah, Diana, Meli) |
Ketika sosialita naik gunung, inilah yang terjadi "no pict = hoax" |
Oiya, saat turun dari
ketinggian 150 meter, ada bonus lho! Turunnya pakai tali aja, posisi badan
seperti tiduran tapi sebetulnya tergantung di tali, lalu loncat–loncat aja di
dinding tebing, atau jalan juga bisa. Seru gilaaaa!!!
Ini bonus turunnya loncat-loncat aja sambil tiduran eh ngegantung di tali ding :D |
Bonus via ferrata Gunung Parang (tampak samping) |
Well, begitulah
sekiranya pengalaman aku memanjat tebing tertinggi di Indonesia. Setelah dua
tahun lebih mengidam-idamkan bisa kesini, akhirnya hilang sudah penasaranku
tersisa pegal-pegal di sekujur tubuh sepulang dari Parang :D
Ini Mas Fadlan (kiri) dan Mas Ajo (kanan) |
(In frame: Nanda, Diana, Meli) |
Tim KOMPAS dari Hotel Shangri-La |
Ini Si-Pasangan :D |
Basecamp Just.dotravel |
Thanks, traveler. Keep traveling to explore yourself and
God’s creation. See you
in the next tracesme, guys! ^n^
Ketinggian jalur via ferrata skywalker dengan badega sama aja. Krn kerjanya terletak di Gn Parang.
BalasHapusMantul tulisannya. Yuk datang lagi ajak teman temannya yg lain unt merasakan sesuatu wisata yg antimainstream dan akan membuat kamu punya memorable experience... :)
Wah pengetahuan baru ni. Makasiih infonya kak! Siappp uda ada lagi ni temen yg ngajakin kesana. :):)
Hapusayo menangkan uang setiap harinya di agen365*com
BalasHapusWA : +85587781483